Paul Amato seorang profesor psikologi yang bekerja sebagai penasihat dalam National Healthy Marriage - Amerika Serikat, punya pendapat tentang perselingkuhan secara umum. Yaitu, kesetiaan merupakan pokok utama norma pernikahan, dan pengkhianatan atau perselingkuhan dianggap sebagai kesalahan paling besar yang bisa terjadi.
Para ahli percaya bahwa ikatan perasaan adalah alasan utama penyebab wanita berselingkuh. Sedangkan pria? Tentu saja karena pesona fisik. Bagaimanapun, penghianatan badani atau sekedar perasaan, keduanya tidak dapat diterima masyarakat. Perselingkuhan tidak dapat diterima secara moral.
Fakta menarik yang bisa kita lihat di dalam masyarakat. Yaitu, WANITA SELINGKUH akan lebih sulit untuk dimaafkan suaminya dibanding bila yang memiliki affair adalah sang suami. Tiada ampun bagi WANITA yang selingkuh.
Sama seperti pria, salah satu penyebab wanita berselingkuh adalah adanya kesempatan untuk melakukan. Bila seorang wanita berselingkuh, maka sang suami akan terus dihantui tentang masalah keabsahan posisinya sebagai ayah dalam pernikahan tersebut. Para ayah bisa ragu tentang status kebapakannya karena mereka memang tidak mengandung.
Untuk Yang Kehilangan Cinta Namun bagaimana pun, baik pria atau wanita sama terlukanya setelah mengetahui pasangannya selingkuh. Bedanya, pria akan merasakan harga dirinya atau kejantanannya runtuh secara lebih besar dibanding dengan kesedihan atas ikatan pernikahan itu sendiri.
Pria yang menjadi korban perselingkuhan akan mengalami gangguan emosi dan memiliki surut rasa percaya kepada pasangannya. Dan bila ingin memperbaiki, harganya adalah kerelaan mengikuti proses penyembuhan yang pasti tidak akan terjadi dalam waktu sebentar.