Viagra Murah Bakal Hadir



Obat kejantanan Viagra atau Sildenafil akan hadir dalam versi obat murah atau generik di Amerika Serikat dalam waktu dekat ini, menyusul segera berakhirnya masa paten obat impotensi tersebut.

Pil biru yang diproduksi oleh Pfizer itu dikabarkan sudah habis masa patennya selama 20 tahun di AS pada tanggal 27 Maret 2012 kemarin. Di negara itu, harga sebutir Viagra bisa mencapai 20 dollar AS atau sekitar Rp 160.000. Setelah lepas masa paten, obat ini dapat dikopi oleh perusahaan lain, dan menurut para ahli farmasi harganya diperkirakan bisa turun hingga setengahnya.

Seperti halnya obat-obat generik lain, pil biru versi generik tentu haruslah mengandung zat aktif yang sama dengan aslinya. Dengan begitu, efektivitas obat generik ini akan sama dengan versi patennya.

"Ini adalah obat yang sama, tetapi dengan biaya yang lebih rendah sehingga harganya pun akan lebih murah," ujar Steven Tuckman, salah seorang manajer farmasi pada Montefiore Medical Center di Bronx.

Di Negeri Paman Sam, obat generik saat ini merupakan primadona dalam hal pengobatan. Menurut data IMS Health, penggunan obat generik di Amerika telah mencapai 77,5 persen dari total obat-obat resep yang beredar di pasaran. Konsumen atau pasien di AS juga tak perlu menunggu lama untuk dapat membeli suatu obat yang masa patennya baru habis. Bahkan, selang sehari setelah masa paten berakhir, obat versi generik dapat ditemukan di pasaran karena perusahaan farmasi di AS dapat mengajukan izin peredaran beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun sebelumnya.

"Tujuan kami adalah agar obat-obat ini bisa segera hadir secepat mungkin sesuai dengan hukum," ungkap juru bicara FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan AS), Sally Walsh.

Namun, pasien sebaiknya tak langung berharap penurunan harga yang terlalu drastis. Pasalnya, perusahaan farmasi pertama yang mendapat izin membuat versi generik akan mengirim aplikasi Abbreviated New Drug Application (ANDA) kepada FDA sebagai penanda eksklusivitas selama 180 hari untuk menjual versi generik suatu obat. Setelah lewat 180 hari, akan lebih banyak perusahaan farmasi lain yang memproduksi versi generik sehingga harga obat pun akan lebih murah.

Di Indonesia, khususnya di kota-kota besar, Sildenafil banyak dijual secara ilegal. Bahkan, obat ini disalahgunakan sebagai campuran kopi kemasan atau minuman energi. Satu hal yang paling penting untuk diketahui konsumen tentang Sildenafil adalah obat ini bukanlah obat bebas. Penggunaannya haruslah berdasarkan resep dan pengawasan ketat dari dokter karena memiliki efek samping yang berbahaya, bahkan dapat berujung pada kematian.