Dokter , anak gadis saya yang berusia 12 tahun mempunyai bentuk vagina yang bagian dalamnya menonjol keluar. Apakah bentuk yang demikian itu normal atau merupakan kelainan? Apa yang harus kami lakukan? Terimakasih
Jawaban
Kasus seperti anak gadis Ibu ini banyak terjadi dan sering ditanyakan oleh para ibu maupun para gadis. Karena ketidaktahuan, ada pasien saya yang masih gadis sudah menolak lamaran beberapa pria shalih. Dia takut menikah karena mengira keadaan ini sebagai penyakit. Sayangnya tidak ditanyakan dulu kepada ibunya atau dokter sebelum menolak pinangan tersebut. Aduh, rugi deh... Sekarang mari kita ingat lagi susunan anatomi kelamin perempuan. Pada bagian paling atas terdapat lubang saluran buang air kecil (uretra), di bawahnya terdapat lubang vagina yang ditutupi bibir kelamin dalam (labia minor) dan dilapisi lagi oleh bibir kelamin luar (labia mayor). Bibir kelamin dalam berukuran lebih kecil daripada bibir kelamin luar dan umumnya berwarna lebih gelap. Pada saat baligh, karena pengaruh perubahan hormon kewanitaan, labia minor bisa saja membesar sehingga terlihat menonjol keluar dari labia mayor. Kadang ukurannya lebih besar hanya sebelah bagian saja, kadang kedua-belahnya membesar. Labia minor ini bisa menonjol dan membesar keluar hingga menyerupai jengger ayam, atau menonjolnya kecil saja. Warnanya bisa kehitaman, bisa juga kemerahan. Kondisi ini hanya terjadi pada sebagian orang tertentu atau tidak terjadi pada semua perempuan. Namun kondisi ini merupakan variasi normal, seperti misalnya hidung besar, alis mata tebal sebelah, atau keadaan lainnya. Jadi Ibu tidak usah khawatir dan tidak perlu dilakukan pengobatan atau tindakan apapun terhadap putri Ibu tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah kalau ukuran labia minor itu sangat besar atau membesar dengan cepat sehingga mengganggu gerakan berjalan atau buang air kecil. Sebaiknya, nanti sebelum menikah dievaluasi lagi mengenai ukuran labia minor yang menonjol ini, apakah akan mengganggu hubungan suami istri atau proses melahirkan. Kalau memang akan mengganggu proses tersebut, konsultasikan dengan dokter spesialis kandungan terdekat. Tapi selama ukurannya tetap dan hanya menonjol sedikit saja, insya Allah keadaannya normal saja.
Pembersih Vagina
Dok, pembersih apa yang baik dan sehat digunakan untuk daerah kewanitaan (vagina)? Apakah harus rutin digunakan atau hanya pada saat-saat tertentu saja?
Jawaban
Daerah kewanitaan kita sebenarnya terdiri dari 2 jenis organ yang berbeda, yaitu: Bagian dalam (vagina), berupa selaput lendir yang pada masa reproduktif – saat baligh hingga sebelum masa menopause – sebenarnya sudah mengatur kebersihannya sendiri. Caranya, dengan lingkungannya yang asam (pH 3-4) dan adanya bakteri penghuni normal yang saling bekerja sama. Ibarat sebuah lingkungan, di mana ada polisi dan sedikit orang jahat yang tetap terkendali. Kondisi tenang dan seimbang. Jadi sebenarnya tidak perlu dilakukan pembersihan apapun ke dalam vagina. Jangan menyemprotkan cairan antiseptik ke dalam vagina (vaginal douche) karena nanti bakteri yang baik akan mati lebih dulu, hingga bakteri jahat merajalela. Maka terjadilah berbagai penyakit, seperti infeksi, radang dan keputihan. Pembersih vagina boleh digunakan kalau memang diresepkan oleh dokter dan tidak boleh digunakan dalam jangka panjang. Bagian luar, berupa kulit yang sama dengan bagian tubuh lain dan pH-nya sekitar 5,5. Bagian ini ditumbuhi rambut kasar sehingga bisul dan jerawat juga bisa timbul pada daerah ini. Jadi, sebenarnya kita hanya perlu membersihkan bagian luar organ kewanitaan yang berupa kulit dengan sabun dan air ketika mandi seperti bagian tubuh lainnya.
Yang paling baik adalah membersihkan dengan sabun non deterjen yang ber pH 5,5 agar kulit tidak kehilangan kelembapannya. Sabun mandi biasa juga bisa dipakai, sebaiknya bukan sabun antiseptik ber-pH tinggi (pH 9) yang malah menimbulkan iritasi. Atau pakai sabun bayi yang mengandung pelembap. Jangan lupa membilas sabun dengan air hingga bersih. Adapun sabun khusus vagina yang ber pH 3-4 boleh dipakai setelah selesai melakukan hubungan suami istri (tidak perlu dipakai setiap hari). Ini karena sperma bersifat basa dan diharapkan dengan memakai sabun tersebut keasaman vagina cepat kembali normal. Memakainya pun hanya di bagian luar saja. Sekali lagi, sebenarnya tanpa sabun pun, dalam keadaan sehat vagina akan membersihkan dan menormalkan dirinya sendiri. Hal yang perlu kita lakukan untuk memelihara daerah kewanitaan sebenarnya dengan menjaga kebersihan dan kesehatan secara umum, tidak perlu berlebihan.