Seorang pria tidak akan mampu melakukan hubungan seksual dengan baik jika dirinya mengalami gangguan ereksi. Kegagalan untuk mendapatkan ereksi tersebut dapat dipicu oleh berbagai masalah kesehatan.
Sejumlah kondisi medis tertentu yang dialami oleh seorang oria dapat mengganggu aliran darah ke penis dan menyebabkan disfungsi ereksi. Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan hubungan seksual.
Seperti dilansir everydayhealth, Senin (25/2/2013) berikut 8 masalah kesehatan yang mengancam seksualitas seorang pria, yaitu:
1. Penyakit jantung
Kesehatan jantung seorang pria sangat terkait dengan kesehatan seksualnya. Bahkan, penyakit jantung menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang dapat mempengaruhi fungsi seksual dan menyebabkan disfungsi ereksi.
Penyakit jantung dapat dipicu oleh kebiasaan merokok, yang menyebabkan penumpukan plak pada pembuluh darah dan tekanan darah tinggi. Hindari faktor risiko untuk penyakit jantung sekarang juga, karena apa yang baik bagi jantung bermanfaat baik juga bagi penis.
2. Diabetes
Diabetes juga merupakan salah satu penyakit yang mempengaruhi pembuluh darah dan saraf, hal ini penting untuk menjaga ereksi. Studi menunjukkan bahwa pria dengan diabetes 4 kali lipat lebih mungkin mengembangkan disfungsi ereksi dibandingkan dengan pria tanpa diabetes.
Pengobatan untuk diabetes seringkali melibatkan kombinasi antara obat-obatan dan pilihan gaya hidup sehat, seperti mengurangi konsumsi makanan manis dan berolahraga secara teratur.
3. Kegemukan
Kegemukan atau obesitas dapat berkontribusi terhadap disfungsi ereksi dalam berbagai cara. Secara psikologis, obesitas dapat membuat seorang pria sadar diri tentang tubuhnya dan rasa tidak percaya diri tersebut dapat menurunkan gairah seksual.
Secara fisik, obesitas merupakan ancaman karena memberikan kontribusi pada penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes, yang merupakan faktor risiko disfungsi ereksi. Obesitas juga telah dikaitkan dengan rendahnya tingkat produksi hormon testosteron pria.
4. Peradangan
Rheumatoid arthritis juga merupakan masalah kesehatan yang perlu Anda khawatirkan. Peradangan sistemik yang disebabkan oleh penyakit seperti rheumatoid arthritis telah dikaitkan dengan disfungsi ereksi, karena dapat pula menyebabkan peradangan pembuluh darah kecil yang mengganggu aliran darah ke penis.
Pria perlu segera mengobati rheumatoid arthritis dan kondisi lain yang menyebabkan peradangan kronis agar tidak mempengaruhi kesehatan seksual serta kesehatan secara keseluruhan.
5. Depresi
Depresi dapat menghambat kesehatan seksual pria karena dapat menyebabkan kurangnya minat dan rendahnya tingkat energi untuk seks. Pengobatan untuk depresi dapat mengembalikan ketertarikan Anda untuk seks, contohnya dengan menggunakan obat anti depresan atau dengan cara yang lebih alami, yaitu meditasi.
6. Penyakit gusi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat antara penyakit gusi yang parah dengan disfungsi ereksi. Penyakit gusi yang parah dapat terjadi jika Anda tidak merawat kebersihan dan kesehatan mulut.
Dalam satu penelitian yang melibatkan lebih dari 80 persen pria dengan disfungsi ereksi parah, telah diketahui bahwa peserta juga mengembangkan penyakit gusi kronis.
7. Restless Leg Syndrome (Sindrom kaki gelisah)
Sebuah penelitian dalam jurnal Sleep menemukan bahwa pria yang sering mengalami sindrom kaki gelisah hingga 15 kali atau lebih per bulan dalam tidurnya, 78 persen lebih mungkin mengembangkan disfungsi ereksi daripada pria tanpa sindrom kaki gelisah.
Para peneliti menduga bahwa hubungan ini terkait dengan rendahnya kadar dopamin dan gangguan tidur yang dapat menyebabkan depresi dan rendahnya kadar testosteron. Sindrom kaki gelisah dapat diatasi dengan mengubah gaya hidup seperti olahraga, berhenti merokok, dan membatasi penggunaan alkohol.
8. Sleep Apnea
Sebuah studi dari Mount Sinai Medical Center di New York menemukan bahwa pria dengan sleep apnea, suatu kondisi yang ditandai dengan mendengkur dan terhentinya pernapasan hingga beberapa detik ketika tidur, memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap disfungsi ereksi.
Sleep apnea juga diketahui dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan kelelahan kronis. Anda perlu mengobati sleep apnea dengan obat-obatan dan bantuan medis lain untuk meningkatkan disfungsi ereksi.
Sejumlah kondisi medis tertentu yang dialami oleh seorang oria dapat mengganggu aliran darah ke penis dan menyebabkan disfungsi ereksi. Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan hubungan seksual.
Seperti dilansir everydayhealth, Senin (25/2/2013) berikut 8 masalah kesehatan yang mengancam seksualitas seorang pria, yaitu:
1. Penyakit jantung
Kesehatan jantung seorang pria sangat terkait dengan kesehatan seksualnya. Bahkan, penyakit jantung menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang dapat mempengaruhi fungsi seksual dan menyebabkan disfungsi ereksi.
Penyakit jantung dapat dipicu oleh kebiasaan merokok, yang menyebabkan penumpukan plak pada pembuluh darah dan tekanan darah tinggi. Hindari faktor risiko untuk penyakit jantung sekarang juga, karena apa yang baik bagi jantung bermanfaat baik juga bagi penis.
2. Diabetes
Diabetes juga merupakan salah satu penyakit yang mempengaruhi pembuluh darah dan saraf, hal ini penting untuk menjaga ereksi. Studi menunjukkan bahwa pria dengan diabetes 4 kali lipat lebih mungkin mengembangkan disfungsi ereksi dibandingkan dengan pria tanpa diabetes.
Pengobatan untuk diabetes seringkali melibatkan kombinasi antara obat-obatan dan pilihan gaya hidup sehat, seperti mengurangi konsumsi makanan manis dan berolahraga secara teratur.
3. Kegemukan
Kegemukan atau obesitas dapat berkontribusi terhadap disfungsi ereksi dalam berbagai cara. Secara psikologis, obesitas dapat membuat seorang pria sadar diri tentang tubuhnya dan rasa tidak percaya diri tersebut dapat menurunkan gairah seksual.
Secara fisik, obesitas merupakan ancaman karena memberikan kontribusi pada penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes, yang merupakan faktor risiko disfungsi ereksi. Obesitas juga telah dikaitkan dengan rendahnya tingkat produksi hormon testosteron pria.
4. Peradangan
Rheumatoid arthritis juga merupakan masalah kesehatan yang perlu Anda khawatirkan. Peradangan sistemik yang disebabkan oleh penyakit seperti rheumatoid arthritis telah dikaitkan dengan disfungsi ereksi, karena dapat pula menyebabkan peradangan pembuluh darah kecil yang mengganggu aliran darah ke penis.
Pria perlu segera mengobati rheumatoid arthritis dan kondisi lain yang menyebabkan peradangan kronis agar tidak mempengaruhi kesehatan seksual serta kesehatan secara keseluruhan.
5. Depresi
Depresi dapat menghambat kesehatan seksual pria karena dapat menyebabkan kurangnya minat dan rendahnya tingkat energi untuk seks. Pengobatan untuk depresi dapat mengembalikan ketertarikan Anda untuk seks, contohnya dengan menggunakan obat anti depresan atau dengan cara yang lebih alami, yaitu meditasi.
6. Penyakit gusi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat antara penyakit gusi yang parah dengan disfungsi ereksi. Penyakit gusi yang parah dapat terjadi jika Anda tidak merawat kebersihan dan kesehatan mulut.
Dalam satu penelitian yang melibatkan lebih dari 80 persen pria dengan disfungsi ereksi parah, telah diketahui bahwa peserta juga mengembangkan penyakit gusi kronis.
7. Restless Leg Syndrome (Sindrom kaki gelisah)
Sebuah penelitian dalam jurnal Sleep menemukan bahwa pria yang sering mengalami sindrom kaki gelisah hingga 15 kali atau lebih per bulan dalam tidurnya, 78 persen lebih mungkin mengembangkan disfungsi ereksi daripada pria tanpa sindrom kaki gelisah.
Para peneliti menduga bahwa hubungan ini terkait dengan rendahnya kadar dopamin dan gangguan tidur yang dapat menyebabkan depresi dan rendahnya kadar testosteron. Sindrom kaki gelisah dapat diatasi dengan mengubah gaya hidup seperti olahraga, berhenti merokok, dan membatasi penggunaan alkohol.
8. Sleep Apnea
Sebuah studi dari Mount Sinai Medical Center di New York menemukan bahwa pria dengan sleep apnea, suatu kondisi yang ditandai dengan mendengkur dan terhentinya pernapasan hingga beberapa detik ketika tidur, memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap disfungsi ereksi.
Sleep apnea juga diketahui dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan kelelahan kronis. Anda perlu mengobati sleep apnea dengan obat-obatan dan bantuan medis lain untuk meningkatkan disfungsi ereksi.